KURIKULUM MERDEKA

Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan kebudayaan) terus menerus melakukan pergantiaan kurikulum, sepertinya contohnya SMAN 3 Medan mulai mengganti kurikulum 2013 menjadi kurikulum Merdeka sebagai acuan pembelajarannya, namun mengapa kurikulum harus terus mengalami perubahan?

         Menurut Natalia Simarmata, seorang guru dari SMAN 3 Medan “ kurikulum itu pasti selalu mengalami perubahan, karena seiring dengan perkembangan tehnologi, pembelajaran dapat dilakukan dimana pun, dahulu kita tidak punya handphone namun sekarang semuanya sudah canggih sehingga perlu sekali kurikulum itu diganti agar siswa siswi dapat memanfaatkan handphone dengan semaksimal mungkin”

         Lalu apa itu kurikulum Merdeka? Kurikulum Merdeka sering diartikan sebagai kurikulum yang bebas karena terdapat kata Merdeka padahal arti dari “Merdeka” bukanlah seperti itu. Merdeka dalam kurikulum Merdeka adalah memerdekakan guru dan siswa siswi, seperti seorang guru yang mengajar sesuai dengan minat dan kemampuan siswa siswinya, lalu siswa dan siswi yang belajar sesuai dengan kemampuan dan cara belajarnya seperti pembelajaran dengan metode visual untuk siswa-siswi yang suka membaca, lalu metode auditori untuk siswa yang lebih suka mendengarkan daripada membaca dan metode kinestetik untuk siswa yang suka langsung melakukan praktik daripada mempelajari teorinya saja.

Muhammad Asyraf Ikhfa Nasution sebagai salah satu siswa sman 3 Medan berpendapat mengenai bagaiamana pembelajaran dengan kurikulum Merdeka “ Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk membangun potensi siswa siswi di SMAN 3 Medan, di dalam pemebelajaran ini kami diharus untuk turun kelapangan dengan mengobservasi secara langsung sehingga kami langsung tahu mengenai keadaan di lapangan dan bagaimana hal itu berjalan “ Setiap kurikulum pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Asyraf berpendapat bahwa dari kurikulum ini ia memiliki  beberapa pengalaman seperti melaksanakan kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dan dalam kegiatan P5 kami diajarkan untuk berfikir kreatif dan bekerja secara kelompok sehingga membutuhkan jiwa kepemimpinan yang tinggi, dengan kegiatan ini membuat kami dapat memiliki kesempatan untuk membuat sesuatu yang inovatif seperti dari barang-barang bekas atau pun dari sampah rumah tangga sehingga dapat menciptakan bibit pengusaha di masa depan.